Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2018

Puisi Religi Menunggu Di JemputNya

Gambar
Malam ini, malam yang aneh. Tak seperti biasanya, begitu. Malam dimana, semuanya menangis akan semua, yang telah diperbuatnya. Entah secara sengaja ataupun tidak. Dia, Dia, Dia, Dia lah hamba sahaya, yang penuh dengan lumuran dosa. Yang penuh dengan lumuran hina bahkan, caci-makian, Dia bahkan sebagai bahan bully - an diluar sana. Dia Muslimah. Dia syari' Namun, mengapa kini hidupnya selalu penuh duri? Dia yang iri. Iri akan 'Mengapa, bagaimana bisa dia istiqomah sejak lampau hingga kini? Sedangkan hamba sahayaNya dari lampau hingga kini, takkan pernah bisa tuk ber- istiqomah?' Iri dengan 'Mengapa yang lain, sudah bisa membanggakan kedua orangtuanya mengajak tuk ke surga, sedang hamba sahayaNya tak pernah bisa?' Iri kan sbuah prasangka 'Mengapa hingga kini hamba sahayaMu tak pernah bisa berprestasi, Lillahi Ta'ala karena hanya ingin berharap ridho serta izinNya maupun ke orangtu

Puisi Matahari dengan Bintang

Dahulu, bintang itu terang menderang. Entah, megapa kini bintang itu sangatlah terang menderang. Tak seperti biasanya, dia begitu. Matahari pun, bingung sekali dengan cahayanya bitang kini. Entah apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa, matahari yang begitu terang cahayanya. Kini malah menjadi aneh, setelah cahayanya bintang itu. Cahayanya matahari kini, hampir usai, lenyap. Matahari bingung harus berbuat apa,   jelas entah mengapa cahayanya menjadi aneh gitu ke bintang. Kini, Matahari penuh dengan rasa linglung, kebingungan, sedih dan bertanya-tanya tentang cahayanya pun jua tentang bintang. Mengapa, matahari harus begini? Sedangkan bintang sedang ceria dengan, cahayanya yang begitu terang menderang di langit. Ketika, lamanya cahaya matahari itu tak muncul lagi. Entah mengapa, Kini, Bintang itu mulai mencari-cari, “Matahari, dimanakah engkau?” “Matahari, mengapa engkau kini tak seperti dahulu? Setelah ku bena