Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2017

ASYIKNYA BERKEMAH

Gambar
Sudah lama sekali aku tidak merasakan begitu hangatnya suasana perkemahan di Pramuka. Entah kenapa cuma di Pramuka aja, yang bisa menjadikan perkemahan yang tadinya dianggap tidak seru, menjadi seru, unik, penuh petualang, menambah wawasan, menantang mental - nyali. Masa putih abu-abu alias masanya sekolah menengah ke- atas, itu banyak yang bilang 'PENGALAMAN PALING BERHARGA', ia begitulah. Ternyata itu fakta, saya kira tidak hahaha.. Ada keterkaitan atau tidak. Menurut saya pasti ada. Tidak tahu kenapa ya, di perkemahan sekolah menengah ke atas itu (Aliyah) saya menjadi murid terbodoh. Entah kenapa bisa seperti itu. Padahal semasa SMP aktif sekali di Pramuka. Yang bikin saya aneh itu. Saya baru tahu apa itu pangkal - tali menali, pionering, semaphore. Pada saat, SD saya memang niat sekali untuk di Pramuka. Tapi sayangnya, saya terlalu dimanja oleh kedua orangtua cuma karena mereka tidak bisa mengantar saya ke sekolah. Jujur ini aneh,

Kenapa harus Organisasi dan Pramuka yang kena imbasnya?

Oke pembahasan saya kali ini tentang, 'kenapa harus Organisasi ataupun Pramuka yang kena imbasnya?' Banyak masyarakat Indonesia sekarang ini, hanya bisanya ngata-ngatain, melontarkan kata-kata yang benar-benar tidak layak ke pemuda 'zaman now' why,  karena mereka hanya bisa katakan ke kami ' generasi yang kebanyakkan makan mecin. Gara gara mecinlah pikiran kami jadi lemot'? Tuh- kan jadi pabrik pembuat mecin yang kena hadehhh.. ini nggak bener banget deh. Baiklah kita kembali ke topik yang saya bicarakan tadi. Kenapa ya, orangtua zaman now  melarang anak-anaknya yang sudah jelas meranjak dewasa, atau benar-benar sudah dewasa ini, untuk aktif di dunia Organisasi atau ke- Pramuka -an ini? Sebenarnya, mereka itu di izinkan saja dalam mengikuti Organisasi hingga Pramuka. Iya itu sih bagi sebagian orangtua. Sayangnya, kebanyakkan orangtua sekarang itu berfikir ke hal-hal yang negatif terlebih dahulu, sedangkan ke hal-hal yang positif itu dia singkirkan

Nur yang benci pada Hujan

Ada sebuah keluarga kecil yang katanya dia hidup selalu bahagia, selalu berkecukupan, iya intinya tuh apa yang dia minta pasti tercapai. Namun, sungguh sayang kadang itu tak sesuai dengan kenyataan yang Nur terima. Nur sangatlah benci pada hujan, mengapa tidak? Tiap kali ia ingin pergi kemana-mana, dikala hujan sedang turun. Ia pasti takkan pernah di izinkan tuk pergi, dikala hujan sedang turun. Sinyal internetnya, sering kali tidak bagus dikala hujan turun. Bagi Nur "Hujan itu membuat manusia-manusia jadi manja." Mengapa tidak? Tiap kali Nur merasa, ketika hujan sedang turun, entah hujannya itu sedang atau tidak. Pasti kebanyakkan seseorang itu hanya bisa melakukan aktivitas, tidur tidur dan tidur saja. Itu sih biasanya sering dilakukan anak muda Zaman Now. Sedangkan, para orangtua tetap bekerja keras. Apakah, menurut orangtua zaman now itu ketika anak mudanya sedang keluar, atau pergi kemana-mana itu hanya untuk mencari kesenangan belaka, mencari keusilan diluar

PUISI KAU YANG SELALU MENGHUJANI HATIKU

Gambar
Panasnya matahari, membuat air itu menguap Pasrahnya hatiku hari ini, membuat hati ini semakin menguat Suhu udara yang tinggi, Membuat uap menjadi padat, hingga terbentuk awan Suhu cinta ini terlalu tinggi Membuat setengah hati ini menjadi padat, hingga terbentuk menjadi sebuah cinta Dengan bantuan angin, Awan kecil menjadi awan besar Dengan bantuan angin, Rindu yang tadinya kecil, sekarang menjadi rindu yang besar. Rindu karna namamu selalu, bersiul pada angin. Terbentuklah hujan, Hujan itu tak biasa, sungguh teramat langkahnya hujan itu Karena hujan itu baru pertama kali kurasakan. Hujan itu adalah jatuh cinta pertamaku,   Setengah hatiku menjadi padat, Karna sudah tak kuatnya, tak tahannya, ku terhadap cinta itu. Hingga hati ini mencair bagaikan hujan,   yang sudah tak kuat menahan hingg

Merinding... Begini Ulasan Ust Felix Siauw Soal Palestina

Gambar
Umat Islam bersatu di Monas Jakarta (@oyi_k) Dai muda Ustadz Felix Siauw angkat bicara terkait persoalan bangsa Palestina. Hal ini menyusul tindakan konyol Donald Trump yang mengklaim Al-Quds sebagai Ibu Kota Israel. Dengan semangat dan tanpa tedeng aling-aling, Ustadz Felix menyampaikan fakta-fakta sejarah yang selama ini cenderung ditutupi. Felix juga membongkar maksud buruk Amerika di balik klaim tersebut. "Pemerintah US mengatakan ini semua (sebagai) bagian dari proses pencarian perdamaian antara Israel dan orang-orang Palestina, padahal yang terjadi justru sebaliknya." tulis Ustadz Felix di akun fesbuk resminya pada Jum'at (8/12/17) pagi mengomentari pernyataan Trump soal klaim Al-Quds sebagai Ibu Kota Israel. Pasalnya, jika dilihat dari sejarah panjang perjuangan umat Islam, Al-Quds dan tanah Timur Tengah merupakan milik kaum Muslimin, warisan dari Khalifah Umar bin Khaththab. "Tanah itu tetap menjadi milik Muslim, disuburkan dengan dar