Dear Dek Manis, Princessnya Mamong





Tahun ini. Bulan kelahiran ini.
Tak semuanya dengan hari penuh bahagia.

Umur, 
usia,
berkurang namun brtambah,
rasanya aku makin tercabik cabik.

Sudah brlumuran sgtlah bnyk kan kaya sebuah dosa.


Tahun kini,

Engkau beriku,

Cabikan yang sangatlah besar.


Satu sisi,

Duar! Dhoar! Whoa! Alhamdulillah,

Fabbiayyi ala irobbikumma tukaziban?

Surprise, u very lucky by Ukhuwah Dakwah Sahabat until JannahNya!


Satu sisi pula,

Allah mencabik diri ini,

Saat dek manis sedang cek (kontrol) lagi ke dokter,

kusudah punya rasa tak enak di benak,

hingga air mata keluar tanpa izin dari orangnya yg mengeluarkan air mata itu,

Duar! Rawat dirawat RS!

ICU! Ya diruang ICU!


Sungguh rencana-Mu indah banget,

Indah banget,

Rabbana.

Sungguh sgtlah trcabik!


Rumah ini,

kan trasa alone,

dek manis yg sring celoteh sana sini tiada henti,

hibur kan hidup suasana dikala hening,

dikala konflik kesalah pahaman,

ke baperan terjadi.


Kini rasanya sepi sunyi.


Memang benar adanya,

sebuah kutipan kata,
yang sering kualami,

"Dibalik bahagiamu. Pasti Allah slalu akan selipkan rasa perih yg begitu sgtlah perih. Tiada kata yg bisa trucap. Hanya hati yg bisa menjerit. Hingga Allah mungkin kan bosan dengan jeritanku itu. Semua keindahan pasti ada hikmah. Semua keindahan pasti takkan pernah selamanya indah. Semua hanya sementara, ada kejutan yang tanpa kamu ketahui sebelumnya. Hanya Allah yg tau maksud bahagiamu, keindahanmu itu apa sebenarnya."

BKS, 03 March 2019


Mohon doanya dari kalian semua, pembaca setiaku. Pecinta karya karyaku. Semoga di hari ini adekku benar benar pulih. Sembuh kembali. Keceriaan itu ada kembali pada diri karakternya. Murah senyumnya. Kedewasaannya serta ketenangan dalam jiwanya.

"Rasamu, adalah rasaku. Kamu setengah jiwa dariku. Karna kita sedarah, sekandung."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI PERPISAHAN DENGAN KAKAK KELAS TERCINTA

Puisi Curahan Daku- Untuk Anak Pramuka yangkan kurindukan disiniii :'(

Puisi Religi Menunggu Di JemputNya